Roda...
Sebuah benda yang berbentuk bulat, benda yang memiliki jari-jari, diameter, dan lain sebagainya...
Kehidupan....
Sebuah keadaan yang sedang kita jalani sekarang...
Roda kehidupan, dua buah kata yang bisa diartikan dengan perputaran kehidupan...
Bayangkan sebuah roda atau ban sepeda, di setiap roda pasti ada benda yang namanya 'pentil' (maaf kalau penulisannya salah... ^-^). Ketika roda tersebut berputar, pasti pentil pun ikut berputar...
Bayangkan kalau pentil itu adalah kita, ketika roda berputar, pentil itu kadang akan berada di bagian atas, paling puncak, atau kadang ada di bagian paling bawah, paling dasar.
Begitupun kita sebagai manusia, kehidupan yang kita jalani akan terus berputar, tidak mungkin statis, diam. Ada kalanya kita berada dalam keadaan tertinggi, makmur sejahtera, dan ada kalanya kita berada dalam keadaan yang paling dasar, terpuruk. Tapi itu semua bukanlah suatu masalah yang berat apabila kita selalu mengingat-Nya. Disaat kita berada dalam keadaan tertinggi, kita harus bersyukur dan mengingat bahwa belum tentu orang lain mendaatkan apa yang kita dapatkan. Dan ketika keadaan kita sedang ada dibawah, kita pun harus tetap bersyukur karena belum tentu orang yang ada di atas kita kehidupannya lebih tenang dibandingkan dengan kita.
Silahkan perhatikan lirik nasyid di bawah ini.
Saat berada di atas jagalah berpolah diri, karena kekayaan bukanlah untuk dibanggakan.
Namun disyukuri dan diberi kepada yang memerlukannya.
Saat berada dibawah jagalah berputus asa, karena kemiskinan bukanlah untuk dicela.
Namun dihiasi dengan kesabaran, agar tampak indah, dan Allah pun semakin cinta.
*maidany-unik*
Dari lirik nasyid tersebut dapat kita simpulkan sendiri bahwa saat kita berada dalam keadaan yang sangat makmur, keadaan yang sangat tinggi, maka kita tidak berhak untuk menyombongkannya, karena suatu saat apa yang Allah titipkan akan Allah ambil kembali, dan mungkin hal tersebut malah akan memutar balikkan kehidupan kita. Ketika kita berada dalam kemakmuran, lalu kita lupa bersyukur, lupa berbagi, maka mungkin dengan sekejap roda kehidupan kita akan langsung berputar menuju ke keadaan dasar.
Apa yang Allah berikan kepada kita adalah sebuah titipan yang bisa saja dengan mudahnya Dia mengambil kembali titipan itu. Hal tersebut diibaratkan dengan misalnya ada teman kita yang sedang membutuhkan uang, dia tidak mempunyai apa-apa selain sepeda motor, tetapi dia tidak mau menjualnya, maka sepeda motor itu ia gadaikan saja kepada yang memerlukan alat transportasi. Temanmu mendapatkan uang yang ia butuhkan, dan yang menerima gadai sepeda motorpun mendapatkan apa yang ia perlukan. Ketika temanmu selesai dengan urusannya, maka ia dapat mengambil sepeda motornya kembali kapanpun ia mau.
Sepeda motor itu diibaratkan dengan hal yang Allah pinjamkan kepada kita, dan suatu saat Allah akan mengambilnya kembali.
Kemudian ketika kita berada dalam keadaan yang sangat dasar, jauhkan diri dari sifat berputus asa, karena putus asa malah akan memutuskan semangat kita, dan dengan berputus asa mungkin malah menumbuhkan hal yang negatif dalam diri kita. Ketika kita berada dalam keterpurukan, maka yakinkanlah bahwa Allah senantiasa ada disamping kita dan disetiap langkah kita. Dan yakinkan pula diri kita bahwa roda kehidupan kita suatu saat akan beputar ke atas, tidak akan selamanya di bawah. Tetapi semua itu memerlukan usaha dan doa, tidak cukup dengan salah satunya.
Mari jauhkan diri dari sifat mudah berputus asa, karena Allah tidak menyukai orang yang selalu berputus asa.
Mari jaga diri agar terus bersabar, karena Allah selalu bersama orang-orang yang sabar.
Mari selalu bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada kita, karena Allah akan menambahkan nikmat kepada orang-orang yang selalu bersyukur.
*in our beloved ma'had*
Nice article :)
BalasHapusthank you... :)
BalasHapus