Berawal dari sebuah pertanyaan dalam sms yang tak disengaja perjalanan ini dimulai...
Sebelumnya, tak pernah ada hubungan dan komunikasi yang baik antara mereka (sebut saja Rama dan Sinta). Rama seorang laki-laki yang jarang menegur Sinta apabila mereka saling berpapasan, dan Sinta yang tak mau menyapa duluan kalau mereka kembali berpapasan.
Saat mereka berada pada suatu tempat yang sama, komunikasi mereka terjalin hanya karena dua buah kata, "rekan kerja". Tanpa kedua buah kata tersebut, mereka tidak pernah bertegur sapa, apalagi sampai mengobrol, tapi apa mau dikata, semua itu tak bisa dipaksakan. Entah pada waktu yang bersamaan atau tidak, ternyata diam-diam ada perasaan yang menyelinap kedalam hati Sinta, yaitu rasa suka pada seorang Rama, Rekan kerjanya. Sinta adalah seorang perempuan, dia merasa tidak sanggup untuk mengatakan perasaannya pada Rama, perasaan itu hanya bisa dia kubur dalam-dalam dan dia mengobati perasaannya dengan prasangkanya bahwa tidak mungkin seorang Rama bisa menyukai seorang Sinta.
Akhirnya perasaannya tidak pernah terungkapkan sedikit pun pada Rama. Hingga pada suatu waktu Sinta telah menyukai orang lain, sebut saja Radit. Karena Sinta dan Radit mempunyai perasaan yang sama, akhirnya mereka terikat oleh suatu hubungan. Hubungan yang berlangsung cukup lama, hubungan yang hampir mengantarkan mereka ke gerbang kesungguhan.
Namun, manusia hanya bisa berencana, begitupun dengan Radit dan Sinta. Rencana yang telah mereka susun sebaik dan seindah mungkin harus terputus oleh beberapa hal. Mereka tak bisa lagi bertindak.
Ketika Sinta telah bisa melupakan seorang Radit, tiba-tiba terjalin komunikasi tidak sengaja antara Sinta dan Rama. Rama yang terkesan selalu sinis kepada Sinta akhirnya bisa luluh juga.
Bermula dengan Sinta yang bercerita kepada Rama tentang hubungannya dengan Radit, akhirnya komunikasi mereka terjalin dengan baik. Rama menjadi lebih sering menghubungi Sinta, dan Sinta pun mulai terbiasa dengan sikap Rama. Hingga pada suatu malam, ketika Rama tengah menelpon Sinta, akhirnya keluar beberapa pertanyaan dan pernyataan dari mulut Rama kepada Sinta, pertanyaan mengenai perasaan Sinta kepadanya, dan pernyataan mengenai perasaannya kepada Sinta.
Tak dapat dipungkiri lagi bahwasanya Sinta pernah memendam perasaan kepada Rama, dan begitupun dengan Rama, tanpa Sinta ketahui ternyata Rama pernah memendam perasaan yang sama kepadanya. Dari komunikasi yang semakin hari semakin membaik, akhirnya pernyataan itu terlontar kepada Sinta, pernyataan bahwasanya Rama menyukai Sinta, dan Rama bersedia untuk menjadi pendampingnya.
Karena kesungguhan yang dinyatakan oleh Rama kepadanya, maka Sinta berani untuk menerima perasaan Rama. Akhirnya hubungan mereka mulai terjalin. Rama sudah menyatakan kesungguhannya untuk menikahi Sinta kepada orangtuanya. Begitupun dengan Sinta yang tengah memberitahukan kesungguhan niat Rama terhadap Sinta kepada orangtua Sinta.
Namun, perjalanan yang sedang ditempuh tidak akan selamanya lurus. Begitupun dengan hubungan mereka berdua. Hubungan mereka terpisahkan karena jarak yang sangat jauh, dari Barat ke Timur. Ketika Sinta tengah menyatakan kesungguhan niat Rama, dan dengan resiko bahwa Sinta harus bersedia dibawa jauh oleh Rama, orangtua Sinta tidak memberikan izin kepadanya.
Ada kekecewaan yang jelas tergambar dari wajah dan perasaan mereka berdua, tapi mereka berdua tak bisa memaksakan kehendak mereka, bagaimanapun, mereka memerlukan restu kedua orangtua mereka. Karena keputusan orangtua Sinta, akhirnya hubungan mereka terputus begitu saja. Hubungan yang sangat singkat. Tetapi karena tujuan mereka memang bukan untuk main-main, akhirnya mereka bisa menerima hal tersebut dengan lapang.
Kata-kata yang tak pernah Sinta lupakan dari Rama adalah "harus bisa menerima kenyataan terpahit", dan kalau memang mereka berjodoh, Allah akan memudahkan jalan mereka berdua untuk kembali bersatu dalam sebuah ikatan yang telah mereka rencanakan.
Penantian Sinta masih berlanjut untuk seorang Rama, jika memang Rama adalah jodohnya, maka Allah akan menyatukan mereka. Tetapi apabila setelah penantian panjang, baik Sinta maupun Rama, ternyata Allah berkehendak lain, maka itulah jalan terbaik bagi mereka berdua... :)
Doa dan harapan semoga tidak pernah terputus bagi setiap orang yang sedang berada dalam penantian... :)
Selamat berjuang dan selamat menjemput harapan... :)
hm,,, ternyata tulisan-tulisannya sudah mulai bekembang ya :)
BalasHapushehe, masa seh k'?
BalasHapussudah bagus kok de, dikembangkan aja trus kalimat-kalimatnya :)
BalasHapusmemerlukan inspirasi yang bner-bner c k',,,
BalasHapusayo semangat :)
BalasHapus:)
BalasHapus